Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

The Future

Masa depan, Tentang harapan yang lebih baik dari sekarang, Yang dirasa jadi obat untuk ketidaklengkapan. Yakin? Atau jangan-jangan sama saja Terus terusan mengharapkan masa depan Dari masa yang akan datang. Siapa yang berani mengatakan Sabarlah sebentar, nikmatilah sejenak

Maafkanlah

"People exist for one another. You can instruct or endure them." -Marcus Aurelius [Meditations] Berkali kali aku jatuh, Mencoba memahami orang lain. Apa yang difikirkannya. Apa yang harus dimengerti darinya. Kesulitan apa yang sedang dideritanya. Tanggapan apa yang sebaiknya ku berikan. Sering, aku harus menerima meski aku kesal. Karena ku rasa, tidak semua hal harus diperdebatkan, difikirkan dalam dalam, dibawa hati apalagi emosi. Kita harus memilah, hal apa yang benar benar-patut diperkarakan. Entah keluarga, sahabat, rekan kerja,... Tidak semua dari mereka.. berbicara, berinteraksi, berkarya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Yang kita butuhkan. Lagi-lagi sepandai pandai tupai melompat, Lagi-lagi sebaik baiknya orang, dia tetap tempat khilafnya juga. Aku berkaca. Meski kadang lupa. "Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no. ...

Lagi lagi tentang Percaya Doa

Bagaimana rasanya jika tidak percaya doa, ya? Apa yang bisa engkau harapkan wahai kaum tak percaya doa? Padahal doa perlahan menjawab kegelisahan, keraguan, pertanyaan, dan entah rasa tak enak hati lainnya sering melanda Lalu kemana kau akan meminta? Wahai yang mengaku mengandalkan 100℅ logika? Seperti baru-baru ini, Dua doa lama yang dikabulkan. Satu, doa untuk seorang sahabat yang kembali berjamaah Dua, doa untuk seorang sahabat yang lama 'hilang entah kemana. Ia ada tapi seperti tak ada(?). "Kalau sholat ajak-ajak dong. Aku sholatnya besok aja ya, hari ini belum siap" Hari itu aku senyum-senyum sendiri, berucap syukur berkali kali atas doa yang Dia kabulkan. Seketika aku teringat ini: "Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56] YaAllah j...

Berhati-hati dalam berbicara

Rasa apa ini? Mengapa seperti ini? Aku mengulang, apa saja yang telah ku lakukan akhir-akhir ini. Sepertinya, aku telah berlebihan. Apa saja yang sudah ku bicarakan? "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Aku Sakit Hati

Aku sakit hati. Pada perkataannya. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu. Terbayang bayang di pikiranku. Aku diam. Berpikir. Mencoba mengulang memori semua kebaikkan yang ia pernah lakukan. Alhamdulillah, memang sangat banyak. Mungkin ada benarnya, Apa yang dikatakannya. Sebuah kejujuran tentang diriku, walau terdengar tidak pas dikatakan. Aku pikir aku berlebihan, Mengapa aku sakit hati segala. Apakah aku yang sedang tidak enak perasaan? Apakah semakin dekat waktu datang 'tamu bulanan? Entah. Apapun faktor pendukungnya, Yang penting adalah membiarkan, Tak penting yang dia katakan, Terus saja berkaca dan bebenah diri.