Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Ikatan yang kuat

Ikatan yang kuat ----- Keinginan akan ikatan yang kuat, Kadang-tak jarang melupakan esensi dari ikatan yang kuat Kita berubah demi, Kita beranjak demi, Kita menunggu- dan tanpa berbuat, Hati-hati ada yang terlewat. Detik yang akan terlewat, "Kini"

Singgah

Singgah --- Bulan sebelas, tahun dua ribu sembilan belas. Bekasi. Memasuki angka dua puluh empat, menuju angka dua puluh lima. Singgah, kata itu yang terlintas. Entah apa yang sedang kita lakukan, apa yang kita perjuangkan, apa yang kita impikan-dambakan-idam idamkan, Pada ujung muara, kita sadar Kita hanya singgah Sering kita melupa Hanya karena tergoda Oleh kilauan indahnya tempat sementara Dengan segala keilusiannya Seseorang pernah bilang, Semua adalah kendaraan, Kita lah nahkodanya, Mau dibawa kemana?

Semua Orang Lupa Bahwa

"Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself." -Leo Tolstoy Saya ingin, mengubah sese-du-ti orang di sekitar saya. Lalu saya teringat kutipan di atas, seperti disambar. Cara termudah sebenarnya adalah dimulaindari diri sendiri. Dimulai dari hal apa yang dapat kita kontrol. Diri sendiri. Bingung untuk melanjutkan paragraf ini, Sepertinya cukup sekian. Hehe.

Berbagi berekspresi

Alih alih berbagi, Sering kita tak tau, mana yang berguna Mana yang berbagi. Alih alih ekspresi, Sering kita tak sadar, Mana yang dibutuhkan, atau tidak terlalu diinginkan. Jangan jangan kita jadi sebab, Terbuangnya waktu luang orang lain. Walau sebenarnya boleh-boleh saja berbagi dan berekspresi. Boleh saja. Betapa mulianya kita diajarkan, Bahwa setiap hempasan adalah celah bagi kebaikkan. Maka walaupun boleh tapi tak ada makna, sungguh disayangkan. Sungguh merugi sebenarnya. Ini catatan. Bagi saya

[BERTANYA]

Bertanya-tanya saya, Pada yang terjadi pada saya, Kenapa dan kenapa. Melihat lihat saya, Ke sekeliling saya, Mereka biasa saja. Tak ada hal besar yang terjadi. Mereka pada umumnya. Lurus lurus saja. Kemudian saya berkaca. Bukankah memang kamu tidak mau jadi yang biasa. Lalu diberi yang segini saja? Kamu bertanya? Yang seperti ini saja tidak bisa, bagaimana yang nanti? Berdiamlah saya. Bergeraklah saya. Berpasrah, skenario apa lagi berikutnya.

Bukan Tempat Menye Menye

"Dara mah nyengar-nyengir terus, kayak gapunya masalah" Saya hanya tersenyum lalu tambah menyengir "Apakah saya pandai bersandiwara" --- Saya berkesimpulan, Dunia ini bukan tempat menye menye. Kalau kamu tidak bisa mengendalikan dunia, Maka dunia akan mempermainkan mu. Kurang lebih begitu wejangan yang saya tangkap dari Buku Robett Kiyosaki --- Allah tidak akan memberikan ujian yang mana kita tak sanggup memikulnya --- Jadi kalau kamu dapet masalah, berarti kamu SANGGUP

KESAN

"Kamu umurnya berapa?" "24" "Ini hari pertama Bapak narik. Bapak baru aja kehilangan anak. Seumuran kamu persis" --- Malam itu, yang tadinya saya sudah capek untuk berbincang-bincang, entah kenapa awalnya saya yang mulai banyak bertanya. Sampai pada saat nya beliau, supir taksi online di samping saya mengungkapkan isi hati nya. Masih jelas di telinga saya. "Bapak baru kehilangan anak" --- "Ibunya masih suka nangis pak?" "Yaaa masih. Bapak aja diam diam masih netes ga kerasa" "Ohhh deket banget yaa pak sama anaknya?" "Iyaaa karena anak ini paling sering di rumah" --- Lalu saya dan teman di belakang saya saat itu jadi tempat curahan hati. Diceritakan tentang anak anak temannya yang sepeninggalnya menceritakan kebaikkan almarhum anaknya. "Yaaa kita kan gak tau anak kita kalo di luar gimana. Ternyata dia orang baik. Temen temennya pada bilang..." --- Kami salah jalan. Yang seharusnya ...

RIDHA

Ada dua sikap saat melihat kebahagiaan orang lain. Ikut berbahagia, atau tidak timbul iri. Kita semua belajar, untuk ikut berbahagia atas semua nikmat yang kita lihat disandingkan pada orang lain. Kita mungkin merasa biasa, jika nikmat tetangga adalah nikmat yang sudah pernah kita rasakan sebelumnya. Ah, saya sudah merasakan. Sayangnya, syaitan punya cara. Menghasut pikiran untuk jadi tidak bahagia. Karena pencapaian entah kesenangan orang lain yang kita lihat. RIDHA, Maka kita belajar untuk ridha atas semua yang tertuliskan pada kita. Pun pada orang lain yang sudah ada ketetapannya. Yang kita tak tau apa yang diambil darinya sebelumnya. RIDHA.

Sahabat yang Hilang

Saya punya seorang sahabat. Yang kala itu saya kira dia lah yang paling dekat dengan saya. Yang saya ceritakan A sampai sampai hampir Z kehidupan saya. Tentang masa lalu, harapan masa depan, tentang keluarga, serta jejak kisah virus merah jambu. Saya bahkan sudah bertekad, jikalau nanti dekat dengan seseorang, filter dari nya (sahabat saya) akan menjadi pertimbangan penting. Karena saya tau, dia akan paham siapa yang sekiranya cocok untuk saya. Hampir tiap hari bertukar kabar, hampir tiap minggu update kehidupan, berjalan jauh bersama membuat kami sedemikian seperti saudara. Sampai tibalah hari dimana ia seolah menghilang. Tak basa-basi, tak banyak berdiskusi. Hanya menanggapi seperlunya. Dan bahkan tak tinggalkan tanda-tanda. Salah saya apa? Apakah dia berubah? Ini pun mengingatkan saya pada seorang sahabat lainnya. Yang menarik diri dari hingar bingar dunia per mayaan. Yang susah sekali dihubungi pun apalagi ditemui. Baru-baru saya tau, ada alasan. Adalah ia yang mau mene...