"Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput."- Pramoedya Ananta Toer-
“Pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput”
Ya Pak, benar sekali apa yang Bapak bilang. Walau sy tak tau pasti apa itu artinya kemput, namun sy bisa menerka, inti dari goresan pena Bapak adalah bahwa mata manusia tidak akan pernah bisa menyelam ke dasar lubuk sesamanya. Bahwa kemampuan mata manusia sangat terbatas. Jeli dalam tampilan, buta dalam penerawangan
Dua tahun lalu, pernah suatu hari dua orang teman sy (laki-laki) pernah bertanya, "dar, mantan lo ada berapa?"/ "anggep aja gw gapernah pacaran"/ "ah masa"/ "loh kalian kok penasaran banget gitu"/...
Membahas tentang apa yang orang sebut "cinta", bagi saya memang adalah hal tak semua orang bisa saya bagikan ceritanya. Ditambah lagi dengan saya yang memang orangnya sulit 'jatuh cinta', yang tidak begitu peduli dengan cinta cintaan (karena sudah banyak yang orang –orang sekitar yang mencintai saya apa adanya ahhaha), sy tidak pernah benar-benar falling in love with someone special. Kalau ada yang tahu saya pernah membahas seorang laki-laki seakan akan saya sedang dilanda cinta, itu sebenarnya karena lucu-lucuan aja, nge fans biasa, bukan karena sy benar-benar berbunga-bunga
Sampai suatu saat..
Ea..
Sy merasa sy dilanda apa yang namanya virus merah jambu untuk pertama kalinya. Virus yang jika kau tak cepat menanganinya, maka akan cepat menyebar ke seluruh jiwa. Membuat hati tak terkendali, membuat logika kadang tak berfungsi. Yaa..sy merasa sangat berbunga-bunga kala itu. Sy mempunyai firasat bahwa "dia" memiliki perasaan yang sama terhadap saya *emang anak ini agak PD orangnya*
.
Curhatlah saya kepada seorang sahabat yang memang benar-benar saya percaya,
Blablabla…begini
begitu…
dan beruntungnya, saya memilih orang yang tepat untuk
bercerita..
"Kalo kamu sibuk cuma mikirin dia, kamu bakal stuck di dara yang kapasitasnya sebesar ini. Padahal kalo kamu mempersiapkan, kamu bisa jadi orang dengan kapasitas yang lebih besar dari ini. Akhirnya, kalo pun bukan dia jodoh kamu, kamu insyaAllah akan dapet orang dengan kapasitas yang lebih baik."
"Dar, temenku nikah sama orang yang ga dia kenal, dan cowoknya juga ga kenal sama dia. Mereka dikenalin sama orang tua. Secara tiba-tiba, dalam hitungan bulan. Coba, apa mereka sibuk mikirin? Mungkin mereka sibuk mempersiapkan."
"Ternyata ada kok yang kayak gitu. Meskipun beda-beda caranya. Tapi ini pilihan. Kamu mau yakin atau coba menunggu sabar. Allah akan bayar semua penantian, dan rindu-rindu kamu yang mungkin saat ini hanya rindu semu, dengan orang yang pantas kamu rindukan (nantiiiii).Kalem weeh :p"
Ketika membaca chat tersebut, saya seketika tidak bisa
mengelak atau menyangkal. Semua yang dikatakan sahabat saya tersebut bagai
petir di siang bolong, bagai sentilan semut rangrang dibawah pohon rindang. ‘ngena’.
Ada beberapa poin yang menjadi tempelan di jidat saya.
“Padahal kalo kamu mempersiapkan, kamu bisa jadi orang dengan kapasitas yang lebih besar dari ini.”
“Akhirnya, kalo pun bukan dia jodoh kamu, kamu insyaAllah akan dapet orang dengan kapasitas yang lebih baik.”
“Coba, apa mereka sibuk mikirin? Mungkin mereka sibuk mempersiapkan.”
"Tapi ini pilihan. Kamu mau yakin atau coba menunggu sabar."
“Allah akan bayar semua penantian”
“Kalem weeh :p”
Sejak saya
membaca chat teman saya tersebut, saya semakin semangat berusaha untuk
tidak memikirnya. Dan justru saya juga semakin semangat untuk “mempersiapkan”. Bukan
untuk dia, tapi untuk saya sendiri. Karena walaupun dia nanti bukan jodoh saya,
insyaAllah saya akan dapet orang dengan kapasitas yang lebih baik, Aaamiin. Namun
saya tetap beranggapan bahwa tidak menutup kemungkinan dialah jodoh saya. Wkwk
(maklum anak ini emang kepedean).
Sejak saat
itu pula saya menahan diri untuk tidak terlalu intens berhubungan dengan si dia.
Saya anggap ia seorang teman biasa. Tidak ada yang special. Saya juga
mensugesti mata saya untuk menundukkan pandangannya. Bahwa penglihatan saya
belum tentu sepenuhnya benar. Karena biasanya... orang yang sedang dilanda cinta
menganggap si dia adalah lelaki terbaik sejagat raya. Menganggap bahwa lelaki
itulah yang sangat cocok bersanding dengannya.
Ketika pikiran-pikiran seperti itu datang, saya
tetap membalikkan perasaan sy sendiri dengan berkata seperti apa yang Pak Pramoedya bilang
“biar
penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih
peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis
kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput."
Hari ini
mungkin si dia adalah lelaki terbaik yang pernah saya kenal (versi mata saya),
Namun yang
terbaik menurut manusia, belum tentu yang terbaik menurut Sang Pencipta bukan?
“Karena matamu tak ada apa-apanya dibandingkan mata yang Allah punya. Matamu tak dapat menembus apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya. Bisa jadi, hatinya tak seputih yang matamu lihat, bisa jadi karakternya tidak sehebat yang matamu pandang. Allah yang bisa menembusnya. Allah yang tahu watak aslinya. Allah yang bisa melihat jauh kedepan , seperti apakah yang akan terjadi jika kau menikah dengannya. “-instagram : @nadhiraarini-
Semoga saya,
dan teman teman yang membaca ini dapat semakin yakin untuk menjaga hati dan
pandangan. Tetap semakin istiqomah berada di jalan yang antimainstream ini
HEHEHE.
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya" (Q.S. An-Nur : 30)
"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya." (Q.S. An-Nur : 31)
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk"(Q.S. Al-Isra : 32)
Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.
Sumber: https://almanhaj.or.id/4264-jangan-dekati-zina.html
Sumber: https://almanhaj.or.id/4264-jangan-dekati-zina.html
Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.
Sumber: https://almanhaj.or.id/4264-jangan-dekati-zina.html
Sumber: https://almanhaj.or.id/4264-jangan-dekati-zina.html
Komentar
Posting Komentar