Bekasi, 31 Desember 2022
Mbak, ini saya benar lho, saya perhatian ke mbak sebagai sesama muslim. Ingat ingat kata saya "jangan melihat dari kulitnya."
Lalu saya seketika melihat kulit pergelangan tangan saya. DEG baru sadar saya atas perumpamaan tersebut. Jangan menilai orang dari tampak luarnya!
"Hoo I see". Gumam saya.
---
5 hari ini adalah 5 hari yang cukup aneh.
Saya bertemu dengan seseorang yang entah siapa dia sebenarnya yang mencoba mengetuk sisi saya yang katanya selama ini tertidur, belum bangkit. Well, kami benar-benar tidak saling mengenal sebelum dipertemukan dalam sebuah takdir yang rasanya...seperti sebuah cuplikan film saja.
Di hari pertama bertemu, ketika saya flashback, ternyata ia buka dengan mencari dimana pintu yang bisa ia masuki dalam obrolan saya. Ia tanyakan tentang kesukaan saya, calon pasangan, juga pekerjaan. Halus sekali sambil menyelami kehidupan saya.
--
Singkat cerita orang yang baru saya kenal ini berhasil membuka pandangan saya, untuk lebih peka, untuk lebih peduli, dan mencari cara melembutkan hati. Entah apa tujuan nya ia banyak berkata, bercerita, meski kami baru saja 'terbuka' di hari kedua.
Berikut saya dokumentasikan beberapa poin yang ia berusaha tanamkan.
1. Banyaklah ngobrol dengan orang lemah. Jangan membatasi diri. Berbicara dengan orang orang-orang yang lemah dapat melembutkan hati.
2. Akhlak comes first. Akhlak cerminan Agama seseorang.
3. Ekonomi bukanlah suatu isu yang krusial. Kaya sesungguhnya adalah Iman dan Islam.
4. Jangan banyak mikir, tidak semua dapat diukur dengan pikiranmu
5. Ambisi dunia membuat hati kita keras
6. Coba tengok orang-orang miskin sebenarnya di tengah malam. Misal jam 1-2. Jika kita benar ingin menuntut Ilmu karena Allah. Allah akan jaga
7. Menikahlah. Bukan untuk bahagia.
Menikah ada dua : menjadikan kita semakin dekat pada Allah atau menjauhkan kita dari Allah
8. Kejar akhirat dunia pun dapat. Orang2 yang sami'na wa atho'na dicukupkan Allah. Hatinya tenang, segala nya cukup. Tidak perlu banting tulang kerja keras dari pagi ke pagi. Main di level yang berbeda.
9. Tujuan tertinggi kita adalah melihat Pencipta Surga.
---
"Kalau ke yang lain ngomong gini juga?"
"Ya enggak dong"
"Terus?"
"Yaa standar"
Barkallahufiiik semoga Allah memberikan taufik dan ampunan kepada orang tersebut.
Komentar
Posting Komentar