Langsung ke konten utama

Yuk



Jadi, waktu jamannya twitter lagi "in", dan dunia dakwah di media sosial mulai berkembang, seorang teman yang saya follow sering sekali me-retweet postingannya ustadz felixsiauw, seorang mualaf yang kemudian menjadi ustadz.

Yang sy ingat, waktu itu ust. Felix yang terkenal di kalangan remaja itu sering membahas ttg kewajiban perempuan untk memakai hijab. Ia pernah mengunggah sebuah ilustrasi perempuan yang semasa hidupnya tidak memakai hijab akan memakai hijab pertama kali pada saat dikafani. Jadi intinya, apakah perempuan yg tidak mau pakai hijab mau menunggu kematian untuk dipakaikan hijab?

Waktu itu sy sempat kesal dengan ustadz tsb, apaansih dakwah nya, nakut2in, nyindir-nyindir lagi, (dalam hati saya kala itu) sy pun juga anti memfollow ustadz2 seperti itu

Masa SMA sudah selesai. Siapa yang lolos PTN pun mulai diumumkan. Uniknya saat buka puasa bersama teman-teman SMP dan SMA, komposisi perempuan yang berhijab dibandingkan yang tidak berhijab melejit pesat

Saat bukber dengan teman sekelas SMP, dari kira-kira 25 orang perempuan yang hadir, hanya 4 orang yang belum memakai hijab (dan itu termasuk saya)

Saat bertemu dengan teman segeng SMA, dari 8 orang yg semuanya perempuan, hanya 2 orang yg tidak memakai hijab (dan itu juga termasuk saya)

Belum lagi jika diceritakan bahwa ketika bertemu teman SMA lainnya, saudara, teman rumah, teman SD, satu per satu dari mereka mulai memakai hijab

Dan saya? belum siap alasannya.

Hari-hari berlalu, sy menjalani awal dunia perkuliahan tanpa hijab, tapi yg masih sy ingat dalam kepala sy adalah postingan ustadz tersebut. Gambar tersebut terus terngiang2 di kepala saya

Seorang sahabat pernah memberikan sebuah kado kepada sy. Setelah dibuka ternyata isi nya sebuah hijab plus notes yang berbunyi

..."In the beginning, you'll find the hardship. Try it, then istiqomah! Later, you'll find the happiness. believe it dar:)"

Dan dibalik kertas tsb ia menuliskan inisial namanya &
"Check An-Nur : 31 , Al-Ahzab : 59"

Berbulan2 kemudian, hijab tsb pun masih tersimpan rapih di lemari saya. Tdk pernah sy pakai. Surat An-Nur dan Al-Ahzab pun tdk pernah saya buka atau cari tau, dalam hati sy yakin betull, dr kedengarannya sj nama suratnya"al ahzab" pasti isinya ttg azab perempuan yg tdk mau berhijab. Dan sy sebenarnya juga agak takut utk membacanya. Jd lebih baik tdk tau & tdk cari tau.

Berbulan2 berlalu lagi, tapi hati sy sdh mulai tdk tenang, sy trs berpikir "gimana ya kalo gw tbtb meninggal tp blm smpt berhijab", & itu trs mengganggu. Akhirnya suatu hari sy menyampaikan niat sy kpd Ibu "ma aku mau pake hijab", "nanti aja pas kamu udh nikah", saya pun terdiam tdk berargumen. Dlm hati, "knp musti nunggu lama bgt pas udh nikah?"

Bbrp hari kemudian sy trs berpikir, sampai kpn mau ditunda2 trs? Lagipula gaada yg salah dg memakai hijab. Sy pun akhirnya memiliki tekat bulat utk berhijab. Bermodalkan kerudung paris segiempat mama, sy berkaca & mencoba memakainya pd hari itu jg.

Dan memang benar testimoni orang2 yg pake hijab. Ga bakal nyesel klo udh pake hijab pokoknya. Kalo kata anak manajemen, lebih byk total revenuenya drpd total costnya, alias PROFIT!

Mgkn bagi bbrp org memang pakai hijab tdk semudah membalikkan telapak tangan. Saya setuju. Ibu sy jg slalu berpesan, untk mencapai sesuatu itu butuh proses. Tp jika tidak berani memulai, bgmn sy bsa berproses? Bahkan berprogress?

Sy pun memakai hijab dimulai dg penutup kepala ala kadarnya, jeans ketat, baju tipis, trs lama2 mulai malu sendiri pake hijab tp kok baju celana masih ketat, mulailah gnti celana agk gombrong, mulailah kerudungnya diturunin, mulailah dadakan beli rok, kaos kaki, & sampai tdk nyaman sndri seandainya musti pake jeans lagi

Menurut saya, dg kta berani tercebur, lama2 pasti kita bisa berenang. Dg kita berani memulai berhijab, lama2 kita jg akn tau apa makna hijab & spt apa hijab yang (semestinya). Memulai berhijab memang tdk semudah membalikkan telapak tgn, tp juga tdk sesulit menulis latar blkg skripsi.

#yukberhijab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekrutmen Management Trainee PT Astra International Tbk

Halo guys! Pada kali ini, sy akan membayar hutang saya pada diri saya sendiri. Jadi ceritanya, di akhir tahun 2017 kemarin, saya terlintas dalam hati untuk menulis blog tentang pengalaman saya mrngikuti Rekrutmen Management Trainee PT Astra International Tbk. Dalam hati saya, “lolos gak lolos, gue harus tetep ceritain di blog.”. NAH! Ini itu prosesnya sudah saya ikuti dari bulan Oktober.. udah keluar juga haslya, cuma karena alasan blablabla, baru bisa sekarang nulis. Hehe. Lemmepay this account payable. Oke langsung aja, gausah saya jelaskan profil perusahaannya, temen-temen pasti sudah familiar kan dengan PT Astra International Tbk?. Jadi.. sekitar bulan Agustus atau September 2017, saya iseng-iseng apply di https://virtue.astra.co.id sebuah career portal milik PT Astra International Tbk yang jika kita ingin melamar kerja di Astra pusat atau anak-anak perusahaannya, harus melalui wesite tersebut. Saat mendaftar, saya sebenarnya gak niat-niat banget. Karena saya ud...

The power of “laa hawla wa laa quwwata illa billah”

"Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah" Seminggu yang lalu, ada seorang teman yang bercerita tentang lika-liku skripsinya, ia terpaksa harus menambah satu semester lagi untuk menyelesaikan skripsinya. Ia mengaku jujur bahwa hal tersebut disebabkan karena ia yang tidak fokus mengerjakan skripsi karena sambil bekerja . Singkat cerita, sy menenangkan ia, sy kirimkan screenshoot Q.S. Asy-Syura:30 dan Q.S. Al-Baqarah:153 serta hadist yang menjelaskan bahwa musibah yang menimpa manusia itu akibat perbuatan/dosanya sendiri dan tiada musibah yang menimpa manusia sekalipun tertusuk duri kecuali untuk menghapus dosa kita “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641 . Keesokkan harinya, sy terinspirasi menulis tentang "doa" (di posti...

Dibantu Orang

Kemarin, nugas di Serpong. Dari Serpong, bisa saja langsung menuju Jati Asih, menggunakan bus antar punya klien. Tapi tidak, karena dadakan harus ke Cilegon esok harinya. Sedangkan dokumen yang harus dibawa, serta cap kantor masi ada di meja. Orderlah gojek, tapi tak kunjung dapat. Susah sinyal. Di luar terlihat ibu2 sedang menunggu jemputan. Ku tanyakan pada pak Satpam, "Pak. Yang ke stasiun serpong ada gak ya". Pak satpam dan aku bebarengan keluar menengpk ke parkiran. "Yah, udah pada berangkat semua mbak". Aku kemudian bingung, dan seketika melihat ibu-ibu yang  dari perawakannya urang batak. "Mau bareng sama saya sampai batan?" "Batan itu dimana bu?" "Dekat stasiun.."(kata pak satpam) "Boleh bu boleh" (alhamdulillah kata saya) "Tapi nanti ngantar anak saya dulu ya disitu dekat" . . Akhirnya aku ikut menumpang ibu2 yang baru ku kenal. Juga suami dan anak dan teman anaknya yang baru ku kenal. Ku mul...