(17/4/17) Hari ini tepat 4 hari setelah saya dinyatakan lulus unofficially dari universitas tempat saya mengemban ilmu. Tidak terasa hampir 4 tahun saya belajar di jenjang universitas dan di tahun ini Alhamdulillah saya dapat menyelesaikannya dengan baik.
.
Entah kenapa sy sedang giat dan suka menulis, tiba-tiba suka dapet inspirasi kalo lagi tiduran di kamar. Apalagi kalo makin malem, pasti inspirasi cepet dateng. Tapi hal ini gak berlaku ketika sy mengerjakan tugas kuliah atau skripsi. Jam belajar saya yg efektif untk mengerjakan skripsi/tugas kuliah itu ya pagi hari. Oke ini gapenting. Wkwk
.
Well.. tujuan sy menulis ini, harapannya semoga bisa jadi inspirasi bagi temen-temen yg baca (apalagi yang masih kuliah) untuk tetap melanjutkan 'studi kuliahnya' apapun godaannya, rintangannya, dan hambatannya
.
Inspirasi ini bermula saat beberapa minggu yang lalu seorang kerabat sy bercerita bahwa ia tidak ada semangat untuk kuliah. Ia mengaku selama ini kuliah hanya keinginan orang tuanya, sekarang ia minder dengan teman2 sekelasnya yang lebih unggul dibandingkan dirinya, dan sekarang ia sedang menimbang-nimbang untuk memutuskan studinya dan bekerja namun ia bingung menjelaskan hal tersebut kepada orang tuanya
.
Singkat cerita sy sebisa mungkin memotivasinya, sy ceritakan kepadanya bahwa sy dulu juga pernah hampir mau cuti kuliah karna suatu alasan. Dan poin penting yang sy sampaikan ke dia adalah "gw lebih menghargai keputusan lo untuk pindah jurusan, daripada putus kuliah di tengah jalan". So.. inti tulisan ini akan sy mulai pada paragraf selanjutnya
.
Kuliah... apa tujuannya kuliah? Waktu saya pertama kali resmi menjadi mahasiswa, tujuan kuliah di benak sy adalah untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi, membanggakan ortu dengan title yang diraih, dan untuk mengisi kegiatan sebelum menikah pada 'waktunya'. Karna sesudah lulus SMA, sy belum ada rencana menikah, (belum ada calon wkwk masi piyek juga).
.
Seiring berjalannya waktu, saya makin mengerti apa makna dan tujuan dari sistem pendidikan lanjutan yang kita sebut dengan perguruan tinggi. Yaitu untuk mendapatkan "ilmu", yang turunannya..anak cucunya banyak... bisa untuk mendapatkan pekerjaan, bisa untuk membanggakan ortu, bisa untuk buka bisnis, dan lainnya
.
Bagi kalian orang-orang beruntung yang dapat mengenyam pendidikan setinggi ini, apalagi tanpa harus memikirkan bagaimana caranya membayar uang semesteran, bersyukurlah
.
Kenapa? Karna kesempatan yang kita dapat ini sungguh adalah kesempatan berharga yang anak muda lainnya mungkin tidak dapatkan. Data BPS (2010) menyebutkan bahwa dari jumlah 23 juta anak muda usia 18-24 tahun, hanya 4,7% yang dapat menamatkan studi di jenjang perguruan tinggi (terhitung DI s.d. DIII, dan S1). Sedangkan 43% diantaranya hanya bisa bersekolah sampai jenjang SMA sederajat. Dan 24% diantaranya hanya bisa bersekolah sampai jenjang SD sederajat
.
Apa artinya? Kalau kita cerna baik-baik hal ini menunjukkan semakin tinggi jenjangnya, semakin berkurang jumlah pelajar di jenjang tersebut. Perhatikan lagi gap jumlah 43% angka anak muda yang hanya bisa menamatkan pendidikan di jenjang SMA sederajat dengan 4.7% angka anak muda yang dapat menamatkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Atau kalau masih belum puas bandingkan dengan angka anak muda yang dapat menamatkan pendidikan S2 nya. Hanya 0.02%!
.
Mengapa demikian? Sudah bukan hal yang asing lagi bahwa pendidikan di Indonesia terbilang mahal. Ya! Mahal. Jika seorang anak tak dapat kursi di perguruan tinggi negri. Maka bersiaplah orang tuanya memutar otak untuk membiayai anaknya bersekolah di perguruan tinggi swasta yang rata-rata biaya semesterannya berkisar antara 6 juta sampai dengan 15 juta. Belum lagi untuk biaya kost (jika anak rantau), biaya buku (jika tak dipinjamkan perpus), dan biaya hidup (makan). Apalagi kalau dihitung selama 8 semester. Wah itung sendiri deh. Sayangnya kita si anak, jarang memikirkan sampai kesitu, bahkan mungkin ada yang tidak pernah memikirkan sampai segitunya. Yang kita tahu, tugas kita hanya kuliah, titik. Tapi di belakang titik, ternyata orang tua kita sedang menguras tenaga dan pikirannya. Bagaimana caranya supaya anak saya jadi "orang", dalam hati mereka. Kaki di kepala, kepala di kaki (kalo kata peterpan).
.
Sy menulis begini bukan berarti saya sok-sok an. Sy pun dulu pernah mengalami yang nama nya jenuh dengan dunia perkuliahan. Singkat cerita berkat dukungan keluarga dan orang-orang terdekat sy tetap melanjutkan kuliah saya, walaupun konsekuensinya saat itu (saat saya sedang di titik terendah) IP sangat jauh jatuh dibandingkan semester sebelumnya. Tapi alhamdulillah, karna teman-teman sy membantu dalam tugas, IP saya masih tetap diatas 3.00, sehingga masih menyelamatkan nyawa saya untuk dapat beasiswa. Yang sy pelajari dari kejenuhan tersebut, ternyata kuncinya satu. "Tetaplah bergerak, tetaplah positif, dan berkumpul dengan orang-orang yang positif"
.
Sampai paragraf ini, jika masih ada yang malas untuk kuliah, apalagi jika kalian berasal dari kalangan menengah atas, saya heran. Saya heran karna orang-orang ini (yang menengah ke atas tapi males kuliah), sudah beruntung difasilitasi dan dibiayai orang tua dan tinggal belajar aja kok masi aja males. Sedangkan jika kita ke luar dari zona menengah ke atas, ternyata banyak teman-teman kita di luar sana yang bergerak sendiri, berjuang mati-matian untuk mendapatkan kesempatan dan fasilitas kuliah.
.
Ada yang bekerja pagi-siang hari dan kuliah di malam hari, Ada yang bekerja senin-jumat & mengorbankan hari libur di sabtu minggunya untuk kuliah, Ada yang mengajar bimbel sepulang kuliah, Ada yang menjaga toko untuk sepulang kuliah, Ada yang menjual gado-gado untuk tetap bisa kuliah... dan mungkin tidak akan cukup jika saya ceritakan semuanya. Yang saya sebutkan tadi bukan hanya karangan saya, tapi itulah yang saya amati dari beberapa pejuang yang saya kenal
.
Suatu hari seorang teman sy pernah mengatakan "Dar..lo itu..orangnya yang gw liat ambisius ya?", kemudian saya menjawab "Bukan ambisius, gw hanya melakukan apa yg seharusnya gw lakukan"
.
Yap! Mungkin bagi beberapa org yang kenal saya, ada yg melihat sy (terlihat) ambisius. Apa aja diikutin. Sampe nyokap pernah bilang "kamu mau jadi presiden ya?" Wkwkwk. Tapi balik lagi sebenernya passion saya itu memang gak bisa diam. Memang suka tantangan dan hal hal baru. Bahkan sy tidak suka jika dalam kehidupan sosial adem ayem saja, menurut sy konflik itu lebih menantang. Hehe tapi maksudnya jangan kebanyakan konflik juga
.
"Gw hanya melakukan apa yang seharusnya gw lakukan" nah ini entah kenapa jawaban ini keluar dari mulut saya. Saya dulu sewaktu SMA adalah anak yang...rajin... tapi walaupun saya rajin, saya tetap rangking 38 dari 40 siswa sewaktu kelas 2 SMA. Ternyata rajin-nya saya tidak se rajin tema-teman saya. Hehe
.
Barulah semenjak kuliah, karna saya harus pertahankan beasiswa dengan syarat IPK 3.00, saya yang sangat buruk dalam bahasa inggris ini memaksakan diri membaca buku pelajaran kuliah yang hampir semua matkul text book nya in english (kecuali kewarganegaraan dan bahasa indonesia). Saya mulai membenahi diri, rajin mencatat, aktif bertanya, dan kuncinya berkumpul dengan orang-orang yang rajin juga :). Finally, gak kerasa...ternyata seorang Dara "BISA!!" dan sampai juga cita-cita orang tua saya untuk menjadikan saya sarjana
.
Balik lagi, wahai teman-teman ku yang ku sayangi.. sesungguhnya seorang bayi tidak terlahir langsung jadi plek orang pintar atau orang bodoh. Setelah mereka dewasa, yang membedakan keduanya hanyalah "ikhtiar/usaha" dan tingkat "kemalasannya", si pintar pastilah lebih berusaha dalam belajar, sedangkan si "bodoh" pastilah lebih malas dalam belajar. Sewaktu mau UN SMA, saya pernah mendengar seorang teman berkata "MALES KOK DIPELIHARA?"
.
Buat sy, cara untuk mengingatkan diri saya untuk tetap semangat kuliah adalah dengan melihat orang-orang di sekeliling saya. Entah melihat ke atas untuk sekedar termotivasi, atau melihat kebawah untuk tetap bersyukur
.
Hal ini pun telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW 1400 tahun lalu
"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
.
Jadi... ada yang masih males kuliah? Bahkan berniat berhenti kuliah? Hehehe.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip