Beberapa menit yang lalu, saya update feeds.
Tentang luang. Dan saya memajang gambar rak rak buku gramedia yang baru saja saya ambil beberapa jam lalu. Sepulang kerja.
"Kalo ketemu boleh nih. Ceritain detail."
Saya tersenyum membaca sebuah komentar yang muncul dalam laman komen instagram saya.
Mengapa?
Karena tak panjang ceritanya, tak sedetail yang dibayangkan alurnya. Hanya sebatas menyayangkan diri.
"Mengapa baru sekarang suka menyelami aksara?"
Mengapa baru sekarang di saat waktu luang sedikit dengan tuntutan yang semakin meranjak?
Teringat percakapan saya dengan seorang sahabat saya sewaktu kami kelas tahsin (kelas belajar membaca Qur'an). Yang termuda di kelas kami sedang setoran bacaan ke ustadzah kami. Ia masih duduk di bangku SMA. Entah kelas berapa. Tapi yang pasti, ia sering izin pulang duluan saat kelas tahsin. Karena harus masuk sekolah untuk ikut ekstrakurikuler.
"Wah pas banget ya. (Sambil melihat ke arah teman kami yang termuda itu). Di umur segini belajar quran.. Terus nanti ikut seminar pranikah"
Kata sahabat saya
"Iyaa terus mikirin bisnis" Saya melanjutkan
"Waa mantep banget dah. Gak kayak kita dirapel semua." Sahabat saya menimpalkan
Hahaha paham?
Maksud kami adalah, kami membicarakan kami dibandingkan anak muda itu.
Kami yang sudah hampir 1/4 abad ini, saat ini merapel (mengejar=menggabungkan) semua ilmu dalam satu waktu.
Belajar agama, mempersiapkan pernikahan, mempersiapkan kestabilan ekonomi. Semua dalam satu waktu. Membuat kami iri pada teman kami yang masih SMA tadi.
Ia masih SMA, dan sudah mau belajar Qur'an.
Kemana saja kami saat dulu?
Sudahlah.
Tak ada kata terlambat.
Mari bergegas.
Selagi masih diberi kesempatan bernafas ;)
6 Maret 2019
Tentang luang. Dan saya memajang gambar rak rak buku gramedia yang baru saja saya ambil beberapa jam lalu. Sepulang kerja.
"Kalo ketemu boleh nih. Ceritain detail."
Saya tersenyum membaca sebuah komentar yang muncul dalam laman komen instagram saya.
Mengapa?
Karena tak panjang ceritanya, tak sedetail yang dibayangkan alurnya. Hanya sebatas menyayangkan diri.
"Mengapa baru sekarang suka menyelami aksara?"
Mengapa baru sekarang di saat waktu luang sedikit dengan tuntutan yang semakin meranjak?
Teringat percakapan saya dengan seorang sahabat saya sewaktu kami kelas tahsin (kelas belajar membaca Qur'an). Yang termuda di kelas kami sedang setoran bacaan ke ustadzah kami. Ia masih duduk di bangku SMA. Entah kelas berapa. Tapi yang pasti, ia sering izin pulang duluan saat kelas tahsin. Karena harus masuk sekolah untuk ikut ekstrakurikuler.
"Wah pas banget ya. (Sambil melihat ke arah teman kami yang termuda itu). Di umur segini belajar quran.. Terus nanti ikut seminar pranikah"
Kata sahabat saya
"Iyaa terus mikirin bisnis" Saya melanjutkan
"Waa mantep banget dah. Gak kayak kita dirapel semua." Sahabat saya menimpalkan
Hahaha paham?
Maksud kami adalah, kami membicarakan kami dibandingkan anak muda itu.
Kami yang sudah hampir 1/4 abad ini, saat ini merapel (mengejar=menggabungkan) semua ilmu dalam satu waktu.
Belajar agama, mempersiapkan pernikahan, mempersiapkan kestabilan ekonomi. Semua dalam satu waktu. Membuat kami iri pada teman kami yang masih SMA tadi.
Ia masih SMA, dan sudah mau belajar Qur'an.
Kemana saja kami saat dulu?
Sudahlah.
Tak ada kata terlambat.
Mari bergegas.
Selagi masih diberi kesempatan bernafas ;)
6 Maret 2019
Masya Allah... Jazakillah khairan katsiran ukh reminder nya:")
BalasHapusMasya Allah... Jazakillah khairan katsiran ukh reminder nya:")
BalasHapus