Fondasi PAUD
Cerita kedua, yang sebenarnya saya dengarkan duluan sebelum cerita pertama.. datang dari rekan kantor saya juga. Seperti biasanya, tiap makan siang kami duduk ngeriung ngelingkar bareng di sebuah ruangan dekat dapur untuk makan lesehan bersama. Lupa awalnya bagaimana, teman saya ini bercerita tentang masa kecilnya. Dimana saat ia SD.. betul betul ia di didik dengan pendidikan agama yang extra. Pagi sampai siang sekolah negeri kemudian pulang sebentar.. mandi.. dan langsung bersiap-siap untuk sekolah sore madrasah ibtidaiyah. Begitu terus berlanjut sampai ia lulus SD
.
Namun teman saya mengaku ia tidak terlalu suka pendidikan yang seperti itu, menbuatnya terkekang, dan malah sewaktu SMP ia mencoba coba hal baru walaupun tau hal itu salah. Tapi biar begitu, ia mengakui ia..kakak.. dan adiknya diberikan fondasi yang kuat saat kecil terkait agama
.
Hal ini menjawab pertanyaan saya. Karena dari beberapa teman kantor yang saya kenal, teman saya ini salah satu yang tak tinggal sholatnya. Padahal, jika melihat dari model modelnya. Sebagian besar orang mungkin akan menilai rupanya sebagai model anak tongkrongan yang bandel. Tapi benar. Cover tidak menentukan... pendidikan keluarga nya saat kecil selalu terekam di memorinya. Meski ia melalang buana kemana mana. Jauh dari keluarga, tetap sholat kan ia jaga. Mirip dengan cerita di sabtu pagi ini
.
Teman sekelas saya di kelas pagi ini adalah seorang guru PAUD.
"Makanya sekarang Pak Anies sedang menggalakan pendidikan anak usia dini. Karena masa depan anak anak bangsa dimulai dari pendidikan usia dini. Anak anak itu merekam lho. Ada kasus di PAUD aku, anak udah tiga taun..ngoming masi a a.. blm jelas. Anak itu harus sering2 diajak ngomong. Sering kan ibu ibu jaman sekarang sibuk dengan gadgetnya. Padahal anak itu harus sering diajarkan. Makanya kalau ada wanita karier, harus ekstra perhatiannya ke anak."
Cerita kedua, yang sebenarnya saya dengarkan duluan sebelum cerita pertama.. datang dari rekan kantor saya juga. Seperti biasanya, tiap makan siang kami duduk ngeriung ngelingkar bareng di sebuah ruangan dekat dapur untuk makan lesehan bersama. Lupa awalnya bagaimana, teman saya ini bercerita tentang masa kecilnya. Dimana saat ia SD.. betul betul ia di didik dengan pendidikan agama yang extra. Pagi sampai siang sekolah negeri kemudian pulang sebentar.. mandi.. dan langsung bersiap-siap untuk sekolah sore madrasah ibtidaiyah. Begitu terus berlanjut sampai ia lulus SD
.
Namun teman saya mengaku ia tidak terlalu suka pendidikan yang seperti itu, menbuatnya terkekang, dan malah sewaktu SMP ia mencoba coba hal baru walaupun tau hal itu salah. Tapi biar begitu, ia mengakui ia..kakak.. dan adiknya diberikan fondasi yang kuat saat kecil terkait agama
.
Hal ini menjawab pertanyaan saya. Karena dari beberapa teman kantor yang saya kenal, teman saya ini salah satu yang tak tinggal sholatnya. Padahal, jika melihat dari model modelnya. Sebagian besar orang mungkin akan menilai rupanya sebagai model anak tongkrongan yang bandel. Tapi benar. Cover tidak menentukan... pendidikan keluarga nya saat kecil selalu terekam di memorinya. Meski ia melalang buana kemana mana. Jauh dari keluarga, tetap sholat kan ia jaga. Mirip dengan cerita di sabtu pagi ini
.
Teman sekelas saya di kelas pagi ini adalah seorang guru PAUD.
"Makanya sekarang Pak Anies sedang menggalakan pendidikan anak usia dini. Karena masa depan anak anak bangsa dimulai dari pendidikan usia dini. Anak anak itu merekam lho. Ada kasus di PAUD aku, anak udah tiga taun..ngoming masi a a.. blm jelas. Anak itu harus sering2 diajak ngomong. Sering kan ibu ibu jaman sekarang sibuk dengan gadgetnya. Padahal anak itu harus sering diajarkan. Makanya kalau ada wanita karier, harus ekstra perhatiannya ke anak."
Komentar
Posting Komentar