Langsung ke konten utama

Satu hari tiga cerita (2)

Fondasi PAUD

Cerita kedua, yang sebenarnya saya dengarkan duluan sebelum cerita pertama.. datang dari rekan kantor saya juga. Seperti biasanya, tiap makan siang kami duduk ngeriung ngelingkar bareng di sebuah ruangan dekat dapur untuk makan lesehan bersama. Lupa awalnya bagaimana, teman saya ini bercerita tentang masa kecilnya. Dimana saat ia SD.. betul betul ia di didik dengan pendidikan agama yang extra. Pagi sampai siang sekolah negeri kemudian pulang sebentar.. mandi.. dan langsung bersiap-siap untuk sekolah sore madrasah ibtidaiyah. Begitu terus berlanjut sampai ia lulus SD
.
Namun teman saya mengaku ia tidak terlalu suka pendidikan yang seperti itu, menbuatnya terkekang, dan malah sewaktu SMP ia mencoba coba hal baru walaupun tau hal itu salah. Tapi biar begitu, ia mengakui ia..kakak.. dan adiknya diberikan fondasi yang kuat saat kecil terkait agama
.
Hal ini menjawab pertanyaan saya. Karena dari beberapa teman kantor yang saya kenal, teman saya ini salah satu yang tak tinggal sholatnya. Padahal, jika melihat dari model modelnya. Sebagian besar orang mungkin akan menilai rupanya sebagai model anak tongkrongan yang bandel. Tapi benar. Cover tidak menentukan... pendidikan keluarga nya saat kecil selalu terekam di memorinya. Meski ia melalang buana kemana mana. Jauh dari keluarga, tetap sholat kan ia jaga. Mirip dengan cerita di sabtu pagi ini
.
Teman sekelas saya di kelas pagi ini adalah seorang guru PAUD.
"Makanya sekarang Pak Anies sedang menggalakan pendidikan anak usia dini. Karena masa depan anak anak bangsa dimulai dari pendidikan usia dini. Anak anak itu merekam lho. Ada kasus di PAUD aku, anak udah tiga taun..ngoming masi a a.. blm jelas. Anak itu harus sering2 diajak ngomong. Sering kan ibu ibu jaman sekarang sibuk dengan gadgetnya. Padahal anak itu harus sering diajarkan. Makanya kalau ada wanita karier, harus ekstra perhatiannya ke anak."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekrutmen Management Trainee PT Astra International Tbk

Halo guys! Pada kali ini, sy akan membayar hutang saya pada diri saya sendiri. Jadi ceritanya, di akhir tahun 2017 kemarin, saya terlintas dalam hati untuk menulis blog tentang pengalaman saya mrngikuti Rekrutmen Management Trainee PT Astra International Tbk. Dalam hati saya, “lolos gak lolos, gue harus tetep ceritain di blog.”. NAH! Ini itu prosesnya sudah saya ikuti dari bulan Oktober.. udah keluar juga haslya, cuma karena alasan blablabla, baru bisa sekarang nulis. Hehe. Lemmepay this account payable. Oke langsung aja, gausah saya jelaskan profil perusahaannya, temen-temen pasti sudah familiar kan dengan PT Astra International Tbk?. Jadi.. sekitar bulan Agustus atau September 2017, saya iseng-iseng apply di https://virtue.astra.co.id sebuah career portal milik PT Astra International Tbk yang jika kita ingin melamar kerja di Astra pusat atau anak-anak perusahaannya, harus melalui wesite tersebut. Saat mendaftar, saya sebenarnya gak niat-niat banget. Karena saya ud...

The power of “laa hawla wa laa quwwata illa billah”

"Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah" Seminggu yang lalu, ada seorang teman yang bercerita tentang lika-liku skripsinya, ia terpaksa harus menambah satu semester lagi untuk menyelesaikan skripsinya. Ia mengaku jujur bahwa hal tersebut disebabkan karena ia yang tidak fokus mengerjakan skripsi karena sambil bekerja . Singkat cerita, sy menenangkan ia, sy kirimkan screenshoot Q.S. Asy-Syura:30 dan Q.S. Al-Baqarah:153 serta hadist yang menjelaskan bahwa musibah yang menimpa manusia itu akibat perbuatan/dosanya sendiri dan tiada musibah yang menimpa manusia sekalipun tertusuk duri kecuali untuk menghapus dosa kita “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641 . Keesokkan harinya, sy terinspirasi menulis tentang "doa" (di posti...

Dibantu Orang

Kemarin, nugas di Serpong. Dari Serpong, bisa saja langsung menuju Jati Asih, menggunakan bus antar punya klien. Tapi tidak, karena dadakan harus ke Cilegon esok harinya. Sedangkan dokumen yang harus dibawa, serta cap kantor masi ada di meja. Orderlah gojek, tapi tak kunjung dapat. Susah sinyal. Di luar terlihat ibu2 sedang menunggu jemputan. Ku tanyakan pada pak Satpam, "Pak. Yang ke stasiun serpong ada gak ya". Pak satpam dan aku bebarengan keluar menengpk ke parkiran. "Yah, udah pada berangkat semua mbak". Aku kemudian bingung, dan seketika melihat ibu-ibu yang  dari perawakannya urang batak. "Mau bareng sama saya sampai batan?" "Batan itu dimana bu?" "Dekat stasiun.."(kata pak satpam) "Boleh bu boleh" (alhamdulillah kata saya) "Tapi nanti ngantar anak saya dulu ya disitu dekat" . . Akhirnya aku ikut menumpang ibu2 yang baru ku kenal. Juga suami dan anak dan teman anaknya yang baru ku kenal. Ku mul...